<$BlogRSDURL$>
 

Friday, December 31, 2004

 

31.536.000


Kurang lebih 31.536.000 detik, atau 525.600 menit, atau 8.760 jam, atau 365 hari, atau 52 minggu, atau 12 bulan atau 1 tahun yang lalu, saya, Digimon, Pak Djoko, Mbak Ning, Mbak Moes sama Mbak Umi menclok di atap rumah sekedar untuk 'menyongsong' pergantian tahun. Nggak kerasa, kayaknya baru kemaren sore.

Dari atap rumah, kelihatan di sebelah selatan lampu laser warna-warni menyorot angkasa (wuahhh) dari depat Keraton Ngayogyakarto. Saya yakin, itu bukan ulah Sultan yang main-mainin lampu senter. Kalo sekedar pengen ngeliat kembang api sih nggak susah. Di sekeliling Jogja keliatan jelas hamburan cahaya kembang api. Itulah, masyarakat Jogja nabung setahun buat beli kembang api, kemudian dihabisin semalaman. Makasih, yang penting hati saya riang gembira ngeliat tontonan gratis.

Tepat jam 12.00, "preeeeetttt...." bunyi terompet. Seperti manusia pada umumnya yang sering diliat di TV, saya juga salam-salaman, selamat-selamatan, sms-smsan atau telpon-telponan. Ahhh... sepertinya saya (dan mungkin semua orang) dapat spirit baru.

Tapi, belum nyampe 10-menitan, terlihat jelas dari atap kalau di pinggir jalan di depan rumah ada sekelompok anak muda zaman sekarang kebanyakan minum 'minuman gagah', akhirnya mabok trus berantem. Duh, ngerusak suasana aja. Terus terang, saya sempet berharap di taun 2004 saya nggak melihat terlalu banyak kekerasan.. tapi nyatanya... belum nyampe 10 menit di taun 2004 udah liat orang berantem.. Hah!

Saya hanya bisa berharap, di taun 2005 ini kekerasan udah bisa berkurang. Saya malu sama Tuhan. Tuhan sekarang udah serius. Kita udah ditampar, benar benar ditampar. Pertama di Ujung Timur, kemudian disusul di Ujung Barat. Tinggal kita yang ditengah-tengah belum ditampar, atau mungkin Tuhan berkehendak lain. Kalau mau jujur, kita yang berada di Tengah ini merupakan sekumpulan manusia yang paling sering melakukan dosa-dosa berjamaah. Mungkin Tuhan ngasih tanda bahwa hukuman bagi kita (mungkin) akan lebih berat, tapi Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang ini memberikan kesempatan bagi kita untuk bersiap-siap terlebih dahulu.

Ternyata kita memang maha kecil di hadapan-Nya, maha lemah di hadapan-Nya dan maha miskin di hadapan-Nya. Bila saja Tuhan memberlakukan tarif sewa oksigen kepada kita sebesar 1 (satu) rupiah per detik, maka setiap akhir tahun (atau awal tahun-tergantung paket prabayar atau pasca bayar), kita harus membayar Rp. 31.536.000,00. !!

Tuesday, December 07, 2004

 

Musuhku, Sahabatku !


Sejak saya masih kecil, saya terbiasa perang dingin dengan musuh bebuyutan: Buku!
Dokter menyarankan supaya saya desensitifikasi sama sekumpulan kertas-kertas yang berkumpul jadi makhluk yang namanya buku itu. Buku itu memang jahat!

Jahat! Sekumpulan kertas-kertas yang berkumpul jadi makhluk yang namanya buku itu seringkali membuat saya keracunan berhari-hari. Mulai dari mual, keringet dingin sampai muntah-muntah. Tapi saya sedikit bangga, soalnya alergi yang saya derita ini tergolong langka. Alergi-alergi "pasaran" kayak alergi debu, alergi udang itu udah biasa, walaupun mungkin penderitaannya luar biasa.

Yaps, alergi buku yang saya derita udah sukses memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap kebodohan saya. Dan sekarang mau nggak mau saya harus berurusan dengan tumpukkan buku.

Do'akan saya supaya bisa bersahabat dengan buku. Tapi, kalau saja hal buruk terjadi, izinkan saya untuk pause selama dua atau tiga minggu.

Sampai jumpa taun depan...


pelayan

gini-gini juga foto saya

I believe that somewhere in the darkness night; a candle glows!
->"AaPep!"<-

menu kemaren


pesanan



resep tetangga


menu utama


resep

1000 gr. blogger, 500gr. warnadunia, 500gr. cinila, 500 ml. wdcreezz, 500 ml. haloscan, 500 ml. islamicfinder, absolut ad secukupnya, cinta sebanyak-banyaknya.