<$BlogRSDURL$>
 

Wednesday, September 22, 2004

 

Lagi Nyoba Budi Daya Korupsi!


Dua minggu terakhir, saya agak kurang istirahat. Ada sedikit kerjaan buat nyiapin hiburan kecil-kecilan dalam rangka ulang taun fakultas tempat saya numpang berteduh. Dan, dengan kekompakkan tim, akhirnya hiburanpun bisa dimainkan yaitu tukar-tambah fikiran antara Pak Boed; sang menteri dengan kebersahajaannya, Pak Bambang Dibyo; mantan menteri yang "pulang kandang", Pak Piet yang gantiin Pak Dillon yang tiba-tiba sakit mata, Pak Saleh; sang kusirnya Unilever, Pak Rusli; tukang mikirnya BI, Pak Tanri Abeng yang jago jualan, dan..... ekonom favorit saya; Pak Faisal Basri yang ngomongnya selalu cerdas dan pedas, persis rasa lotek bikinan ibu saya!

Dari pagi sampe sore ngomongin corporate and public governance; economics and ethics, nggak ada yang bikin saya lebih tertarik selain laporan-laporannya Pak Faisal yang mengungkapkan keberhasilan negara tercinta ini dalam membudidayakan korupsi. Di samping kebobrokan negara kita yang nggak bisa disebutkan satu persatu, ternyata angka kebodohan kita masih cukup tinggi dan menggembirakan, mungkin nggak bakalan habis kalau kita wariskan ke anak cucu kita kelak. Satu hal lagi yang saya setuju yaitu ketika Pak Boed bilang bahwa etika itu bagian dari budaya dan nggak bisa berubah secara revolusioner, tapi perlahan-lahan....

Selesai ngomongin yang agak berat-berat, sore harinya saya harus ke Solo nemuin adik saya tercinta; De Rifa yang ulang taun. Met ulang taun ya, De..Hmm.. saya nggak sempet ngasih kado, tapi untung sebagai kakak yang baik dan benar, beliau ini udah siap sedia dengan kadonya... Heehe... Mmmuahh!!!

Karena udah 4 bulan lebih nggak pulang kota, esok harinya saya nyempetin pulang ke rumah, soalnya takut dikutuk jadi batu sama ibu saya. Kota kecil yang saya tuju ini setahun yang lalu masih boleh dibilang kampung. Tapi sekarang, saya sebaiknya nggak bilang "pulang kampung" tapi "pulang kota", soalnya kasihan sama pak walikota dan temen-temennya yang udah bela-belain melakukan apa saja termasuk bla..bla..bla.. supaya kampung saya jadi kota. Kalau nggak, mungkin sekarang dia masih dipanggil pak walikampung.

Nggak heran, karena pemerintahan kota yang masih baru, masih banyak dibutuhin pegawai baru yang siap-siap nunggu warisan. Syaratnya? Sama seperti di tempat lain; yang SMA ngasih segini, yang D3 ngasih sigini, yang S1 ngasih segini, yang S2 ngasih segini... yang S3? Nggak mungkin...!!! Yang gituan sih nggak perlu pinter-pinter, mubadzir!!! Yang penting punya duit, isi kepala seperlunya, tinggal nunggu balik modal..... dan... mereka pun hidup bahagia selamanya......!!!!!!

Ketika nganterin kakak saya beli kue, saya lupa nggak bawa SIM ama STNK. " Waduh.. padahal di depan banyak polisi masih muda-muda.." kata kakak saya.
Saya: "Emang kenapa?"
Kakak saya: "Biasanya rewel.."
Saya: "Loh..?"
Kakak saya: "Kan belom balik modal..."
Saya: "Oooohh..."

Begitulah....... omongan yang sama selalu saya dengar.. dan alasan-alasan yang sama pula selalu saya dengar di lain waktu dan lain tempat. Semuanya sudah maklum, nggak ada yang aneh. Betul kata Pak Boed, atau mungkin kata sebagian orang yang percaya bahwa etika adalah bagian dari budaya, dan akan berubah secara perlahan-lahan.. Ketika kita akan berubah menuju budaya korupsi dan sejenisnya, maka kita semua sudah harus mulai dan familiar dengan budi daya korupsi dan sejenisnya...... mulai dari sekarang, mulai dari diri sendiri dan mulai dari hal-hal yang kecil; seperti kata AaGym!.

Mungkin kita sedang bersiap-siap menuju perubahan itu; perubahan menuju budaya korupsi dan sejenisnya.

Wallaahu 'alam..

UPDATE: To Wahyudi yang dateng ke Jogja; maaf Yud.. aku malah pulang ke negaraku... heheh... Ntar aja abis lebaran ke Jogja lagi yah... Oce? :lol:


pelayan

gini-gini juga foto saya

I believe that somewhere in the darkness night; a candle glows!
->"AaPep!"<-

menu kemaren


pesanan



resep tetangga


menu utama


resep

1000 gr. blogger, 500gr. warnadunia, 500gr. cinila, 500 ml. wdcreezz, 500 ml. haloscan, 500 ml. islamicfinder, absolut ad secukupnya, cinta sebanyak-banyaknya.